Sejarah makan bakcang

suara mandarin
By -
0


Di Negara China ada banyak sekali perayaan-perayaan besar, baik perayaan kenegaraan ataupun perayaan keagamaan. 


Beberapa diantaranya adalah Festival Musim Semi (Imlek), festival kue bulan (Mid Autumn Festival) dan lain-lain.

Dalam kesempaan kali ini , kita akan membahas tentang Festival Perahu Naga(Dragon Boat Festival) atau juga dikenal dengan Festival Bakcang.

Saat perayaan Festival Bakcang  ini , diadakan lomba dayung perahu naga dan makan bakcang. 

Namun, di Indonesia, umumnya hanya makan bakcang saja, sebagian orang ada yang melakukan sembahyang di altar terlebih dahulu sebelum makan bakcang. 

Salah satu Kota yang melakukan sembahyang terlebih dahulu sebelum memakan bakcang adalah kota Bagansiapi-api. 

Kota Bagansiapi-api  yang berada di Provinsi Riau ini memiliki warga yang mayoritas beretnis Tionghua dan beragama Konghucu.

Festival Bakcang ini dirayakan setiap tahunnya dan telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa Dinasti Zhou.


Bagaimana ceritanya, sehingga ada lomba perahu naga dan makan bakcang ini ? 


Mari simak penjelasan singkatnya berikut ini :


   Perayaan Bakcang atau Dragon Boat Festival ini adalah perayaan untuk mengenang seseorang yang bernama QU Yuan.

Qu Yuan ( 屈原) (339 SM - 277 SM) merupakan seorang menteri Negara Chu () di Zaman Negara-negara berperang.
   
    Qu yuan adalah Seorang pejabat yang berbakat dan setia pada negara, banyak memberikan ide untuk memajukan negara Chu, bersatu dengan negara Qi () untuk memerangi negara Qin ().
      
    Namun sayang, ia dikritik oleh keluarga raja yang tidak senang padanya yang berakhir pada pengusirannya dari ibu kota negara Chu.

    Ia yang sedih karena kecemasannya akan masa depan Negara Chu kemudian bunuh diri dengan cara melompat ke Sungai Mi Luo. Ini tercatat dalam buku Sejarah Shi Ji (史记).

    Menurut legenda, ia melompat ke sungai pada tanggal lunar 5 bulan 5 (penanggalan yang berdasarkan kalender China).
    
    Rakyat yang  merasa sedih kemudian mencari-cari jenazah sang menteri di sungai tersebut.
       
    Mereka lalu melemparkan nasi dan makanan lain ke dalam sungai dengan maksud agar ikan dan udang dalam sungai tersebut tidak mengganggu jenazah sang menteri.

   Kemudian untuk menghindari makanan tersebut dari naga yang ada didalam sungai Mi Luo, maka mereka membungkusnya dengan daun-daunan yang kita kenal sebagai BAKCANG.
   
    Para nelayan yang mencari-cari jenazah sang menteri dengan berperahu akhirnya menjadi cikal bakal  dari perlombaan perahu naga setiap tahunnya.


Demikianlah cerita singkat tentang festival BAKCANG, 

Apakah bermanfaat? 

Tags:

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)